Rabu, 26 November 2014 14:18 WIB
TRIBUNJATENG.COM - Pengamat ekonomi dari Universitas Mataram, Dr M Firmansyah, menilai pemerintah Indonesia perlu merancang kembali strategi mengambil-alih PT Telkomsel (Tbk).
"Dengan keuntungan lebih dari Rp43 triliun per tahun, kepemilikan nasional Telkomsel akan menjadi sumber pemasukan yang menggiurkan bagi negara," katanya di Mataram, NTB, Rabu.
Ada beberapa alasan, menurut dia, pemerintah harus sekuat tenaga mengambil-alih saham Telkomsel secara penuh.
Salah satunya, jumlah kepemilikan saham asing pada Telkomsel masih relatif sedikit dibandingkan Indosat yang sudah mencapai 41 persen. Cukup jarang terjadi perusahaan telekomunikasi suatu negara diijinkan juga dikuasai negara lain.
Dari total 100 persen saham PT Telkomsel, sebesar 35 persen dikuasai Singapore Telecom (SingTel), selebihnya dikuasai PT Telekomunikasi Indonesia (Tbk), salah satu BUMN.
"Jadi menurut saya, karena kendala anggaran pemerintah prioritaskan dulu yang relatif murah. Walaupun tidak mudah bagi pemodal asing melepas Telkomsel dan Indosat," ujarnya.
Kecenderungan ke depan, kata Firmansyah, industri telekomunikasi tetap menjadi bisnis yang menggiurkan.
Secara umum, perusahan telekomunikasi diprediksi akan terus mendulang keuntungan di Tanah Air, terlebih pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia dan laju pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.
"Jadi belasan bahkan puluhan triliun rupiah yang akan dikeluarkan pemerintah untuk mengambil-alih saham PT Telkomsel bukanlah hal yang sia-sia," ujar Firmansyah.
Selain aspek ekonomi-bisnis, keamanan data dan informasi juga harus menjadi hal yang dikedepankan pemerintah atas kepemilikan pihak luar negeri pada perusahaan teknologi informasi sebagaimana PT Telkomsel Tbk. (antara)
sumber: http://jateng.tribunnews.com/2014/11/26/firmasnyah-indonesia-harus-rebut-kembali-saham-telkomsel