Oleh:
DR. M F
BPS NTB merelease pertumbuhan ekonomi NTB (yoy)
September 2017
-2,83. Tentu bikin heboh dunia persilatan, ekonomi
NTB mengalami kontraksi yang tidak biasa dibanding sebelumnya. Namun, orangg dapat
menduga bahwa biang keterpurukan itu adalah sektor tambang.
Dulu pernah ekonomi NTB mengalami ekspansif lebih
dari 9 % dan pernah tertinggi se Indonesia.
Apa pasal? Awalnya ekspor tambang dihentikan karena aturan smelter,
setelah itu beroperasi lagi. Jadi ekonomi NTB meroket tajam. Kita bahagiaaa.
Namun mudah dibaca keunikan ekonomi NTB ini. Tinggi
sekali atau rendah skali pertumbuhan ekonomi, ekonomi rill masyarakt ya begitu
begitu saja. Maka saya katakan, bila tinggi jangan over bahagia dan bila rendah
jangan terlalu kecewa. Kalau demikian, apa
pentingnya angka ini. Apakah, abaikan saja....sayangnya angka ini masih
dianggap penting, mempengaruhi image, bahkan menjadi pertimbangan bisnis
sebagian investor.
Menurut saya bukan angkanya menjadi perhatian tapi
dinamika ekonomi yang bekerja di daerah ini. Salah satunya ditandai dengan
pertumbuhan ekonomi. Ketika ekonomi tumbuh baik, org beranggapan bahwa mesin
ekonomi sedang bekerja, ketika mesin sedang bekerja org tdk perlu pikir
panjang, bisnis akan tinggal josss.
Tapi bila mesin mogok.....? Akan ada seribu
pertanyaan dibenak pebisnis. Mau naik atau tdk usah ya....? Sehingga org
berharap tetap merawat pertumbuhan itu. Syukurnya bila sang pelaku bisnis tdk
perhatikan angka makro itu. Tapi ktika diminta pertimbangan dg
membanding-bandingkan 34 provinsi lain. Tentu akan dicari yang mesin bekerja
bagus.
Kecuali jenis pekerjaan gali menggali (tambang) tdk
perlu pikir dinamika. Cukup ada cadangan tambang, investasi jalan terus.....tapi
itu dia, impactnya ke ekonomi riil kecil.
Lalu bagaimana menyikapi angka pertumbuhan negatif
ini? Biasa saja Lah...Bila pertumbuhan non tambang masih baik, menunjukan dinamika
ekonomi itu masih ada. Walau kecil, krn ditutupi tambang.
Bagaimana supaya kita benar-benar happy atau malah
sedih melihat ekonomi kita? Sandingkan
angka pertumbuhan eko, pengangguran, pertumbuhan bisnis, kemiskinan, gini rasio
atau jumlah kredit produktif. Kalau trendnya Ok, berbahagialah.....
Dengan menyandingkan, baru dapat gambaran yg
sebenarnya. Jangan lihat secara parsial. Semoga Ekonomi NTB tetap jaya,
kuncinya sayangi yg dibumi maka akan disayang yang dilangit.
Wasalam
Ampenan 24 Oktober 2017.
No comments:
Post a Comment