Wednesday 30 March 2016

MEMBANGUN EKONOMI PULAU SUMBAWA

Sahabat, saya ingin kembali mengulas bagaimana eksistensi dan peluang pembangunan di Pulau Sumbawa. Saya ingin bicarakan potensinya dahulu, baru kemudian saya coba memaparkan gambaran konsep pembangunan industri di sana.

Seperti yang dipahami, Pulau Sumbawa adalah terbesar di NTB, dihuni oleh 1/3 penduduk NTB. Padahal luas Pulau Sumbawa 2/3 dari luas NTB.

Pulau Sumbawa memiliki kekayaan hasil Bumi yang luar biasa. Kita tahu di sana terdapat raksasa tambang dunia, yaitu PT Newmont Nusa Tenggara. Itu baru dikadung perut bumi, belum hasil bumi dipermukaan di sana kaya dengan hasil laut dan pertanian.

Ada satu kawasan potensial di sana sahabat, namannya SAMOTA (Saleh, Moyo dan Tambora). Saleh adalah nama teluk yang memiliki kandungan hasil laut melimpah, konon bila serius diberdayakan potensinya mencapai belasan triliun rupiah pertahun. Teluk Saleh menghasilkan ikan-ikan mahal yang laku di pasaran dunia.


Moyo merupakan nama pulau yang menawarkan keindahan wisata, namanya menggaung sampai mancanegara. Konon mendiang Lady Diana pernah ke sana.  Sedangkan Tambora nama gunung yang juga mendunia, karena beberapa abad lalu letusannya bahkan terasa sampai belahan Eropa.

Sahabat, dengan potensi ini saya kira pemerintahan Pulau Sumbawa fokus saja membangun industri minapolitan. Mulai bangun kelembagaan terlebih dahulu. Kelembagaan itu terkait tata aturan, tata nilai, organisasi dan seterusnya. Artinya perlu disiapkan perangkat “siapa” melakukan “apa” dan “bagaimana” mekanisme membangun serta “di mana” lokasinya.

Kabupaten Dompu
Semakin ketimur lagi sahabat, ada Kabupaten Dompu. Dompu dikenal dengan jagungnya. Hamparan jagung menyelimuti daerah pegunungan di Dompu. Saya perlu angkat topi kepada pemerintah Dompu yang konon sukses membangun identitas Dompu dengan jagung. Namun demikian, dengar-dengar persoalan yang masih saja dihadapi petani adalah harga jagung yang kurang menguntungkan. Sahabat, biarlah jagung yang telah berkembang di Dompu dengan segala konsekuensinya. Mari bicara yang lain.

Saya ingin melihat dari perspektif potensi lain akan Dompu. Sahabat tahu Dompu merupakan kota transit, kota yang pasti dilewati setiap orang melakukan perjalanan menunju kawasan timur Indonesia melalui darat.

Pembangunan kawasan transit harus kuat pelayanan jasanya. Dompu harus menjadikan Kota transit sebagai identitasnya, sebagai image marketing.

Dompu kaya akan hasil-hasil laut, bahkan sering kali masyarakat Bima mencari udang dan kepiting ke Dompu. Saya kira ini adalah potensial dijadikan sebagai pusat sea food di Pulau Sumbawa. Pemerintah Dompu perlu membangun kluster kawasan kuliner sea food disepanjang jalan utama dari Sumbawa menunju Bima di Dompu.

Sahabat bayangkan ketika setiap orang ingin ke Bima atau kawasan timur lain atau sebaliknya harus mampir dulu menikmati sea food Dompu. Dompu harus menanam image ke masyarakat luas, ketika anda berpergian pastikan anda mampir Dompu dan menikmati kuliner Dompu. Sahabat, ini adalah salah satu konsep pembangunan kawasan transit. Perputaran uang disektor perdagangan kawasan ini akan lebih kencang lagi.

Kabupaten Bima dan Kota Bima

Saya ingin menjelaskan mutiara lain yang tersembunyi di NTB, yaitu Kabupaten Bima. Bima dari perspektif spatial terbentang jaringan hubungan Bali sebelah barat, Makasar sebelah utara dan NTT sebelah timur. Pemerintah harus kencang membangun pola kerja sama dengan ketiga kawasan ini. Dengan Bali mungkin bisa membangun pola hubungan kepariwisataan, tentu wisata sesuai budaya masyarakat, dengan Makasar bisa bekerja sama membangun industri dan NTT mungkin dalam hal pengelolaan lahan kering dan seterusnya.

Kabupaten Bima sangat tepat untuk pembangunan pertanian, seperti beras, kacang tanah, bawang merah dan lain-lain. Hasil laut juga menjanjikan penghasilan yang menguntungkan, perairan teluk Bima merupakan spase yang tepat untuk itu, ada juga perairan di kecamatan Sape dapat menghasilkan ikan bernilai tinggi, ikan Bandeng juga paling terkenal di Bima.

Sentra kerajinan walaupun belum membentuk klaster seperti di Lombok cukup potensial di kembangkan di Bima. Ada tembe nggoli (tenunan khas Bima), Bima juga punya makanan atau minuman khas, seperti mina sarua dan yang lainnya. Paling penting dalam menggembangkan klaster kerajinan adanya keahlian secara genetika di kawasan itu.

Bila ingin menonjolkan pariwisata jangan lagi menonjolkan wisata pantai, walaupun tetap harus dibangun, jangan menyamai Lombok, tapi yang paling pas adalah wisata budaya. Bima masih eksis situs-situs peninggalan kerajaan.

Sahabat harus tahu bahwa substansi pembangunan ekonomi adalah bagaimana mendatangkan orang dan barang di suatu wilayah sebanyak-banyaknya. Ketika itu terjadi maka ekonomi bergerak secara otomatis, mencari “grativitasi” ruang-ruang yang belum terisi. Salah satu pemicu pengundang orang luar itu adalah budaya. Bima harus menjadi pusat pengembangan budaya, pusat studi budaya, menjadi pusat diselenggarakan seminar-seminar budaya, baik skala lokal maupun dunia.

Dengan segala kerendahan hati Sahabat, saya ingin mengajak masyarakat Bima untuk menjaga Bima dengan menciptakan rasa aman, menciptakan image bahwa Bima memang kawasan yang layak dikunjungi dan ditanami modal untuk bisnis.

Saya juga ingin mengajak pengusaha-pengusaha sukses Bima di rantauan, berbuatlah sesuatu untuk Bima. Anda bisa bangun sektor bisnis barang dan jasa, anda bisa bangun lembaga keuangan bank maupun non bank, bangun sekolah atau madrasah, bangun kampus besar, bangun pusat perdagangan dan entitas bisnis lainnya. Semua itu akan menggerakan ekonomi Bima.

Harus dapat di contoh seorang Dr. Zulkiflimansyah yang membangun universitas hebat yaitu ITS di Sumbawa dan juga Prof. Din Samsudin yang bangun Pesantren besar di Sumbawa. Mereka tidak perlu tinggal di Sumbawa namun meninggalkan sesuatu untuk masyarakat Sumbawa.


Mataram, 31 Maret 2016. Salam Dr. M Firmansyah    

No comments:

Post a Comment

EKSPOS RENCANA PENYUSUNAN MASTER PLAN EKONOMI GARAM NTB

EKSPOS RENCANA PENYUSUNAN MASTER PLAN EKONOMI GARAM NTB DR. M FIRMANSYAH (DOSEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS) MENUNJU INDUSTRIALIS...