Saturday, 11 October 2014

Catatan Saat Menjadi Juri Olimpiade Sains Nasional (OSN)

Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2014 berlokasi di NTB. Ribuan peserta dari tingkat SD, SMP dan SMA berdatangan dari seluruh penjuru tanah air. Mereka adalah murid-murid terbaik, yang sudah melalui tahapan seleksi di tingkat sekolah, kabupaten/kota dan provinsi masing-masing.
Penulis adalah salah satu juri OSN bidang ekonomi dari Unram, di samping dosen-dosen lain seperti dari Universitas Indonesia, UGM, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang. Juri juga ada dari Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia. Dilihat dari komposisi juri dapat ditebak, anak-anak kita di samping harus menguasai materi-materi sains ekonomi, peserta juga harus paham tema kebangsentralan, OJK dan bursa efek.

Paling menarik menurut pengamatan penulis adalah ketika anak-anak ini harus berlomba memenangkan persaingan dalam simulasi bursa saham. Peserta dituntut untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dari investasi mereka di bursa saham. Beberapa informasi terkait perusahaan diberikan, dan mereka juga mendapat modal untuk melakukan investasi secara online dan secara rill, langsung terhubung dengan bursa efek Indonesia.
Seperti seorang investor berpengalaman mereka berlomba. Mereka benar-benar mengamati bagaimana sepak terjang perusahaan yang akan mereka investasikan atau beli sahamnya. Ada siswa yang berani berspekulasi untuk menanamkan saham diperusahaan tertentu, dengan harapan gain (keutungan) yang tinggi. Ada juga yang merasa cukup dengan keuntungan yang mereka peroleh.
Pahami Komputer dan Internet
Pada bagian ini penulis ingin memberi pesan penting pada orang tua yang anaknya masih duduk dibangku SD sampai SMA. Bila anak-anak kita ingin memilki kompetensi bersaing dalam olimpiade dan sejenisnya, maka kuasailah internet dan komputer.
Komputer dan internet adalah barang wajib untuk dipahami anak-anak kita saat ini. Dalam olimpiade sain semua dilakukan secara online. Mengerjakan soal pilihan ganda maupun uraian, bahkan membuat makalah-pun langsung dikerjakan secara online.
Siswa tidak saja dituntut untuk menguasai materi yang dilombakan namun juga harus paham dalam mengoperasikan computer dan internet. Misalnya, untuk mendapatkan lembaran jawaban harus di down-load sendiri oleh peserta dan setelah di save as, di up-load lagi oleh mereka sendiri. Bayangkan, hanya karena anak kita tidak mengerti save as atau meng-up load, pekerjaan anak kita yang susah payah dikerjakan akhirnya hilang tak berbekas.
Oleh karena itu, anak-anak kita dari NTB harus didorong untuk mempersiapkan diri mengikuti dan memenangkan medali dalam olimpiade sains ini. Dalam bidang ekonomi, fakultas ekonomi UI memberikan tiket untuk masuk FE Universitas Indonesia tanpa test bagi yang mendapatkan medali. Sungguh kesempatan yang sangat langka dan mahal. Dan sayang bila disia-siakan.
Kita dorong pemerintah daerah serius untuk menjaring siswa-siswa terbaiknya untuk mengikuti OSN tahun depan (2015) yang diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Misalnya, dengan mulai melakukan penjaringan siswa-siswa yang berprestasi untuk dilatih. Mereka tidak saja harus menguasai materi sekolah, namun mereka harus ahli dalam membuat makalah dan mempresentasikannya.
Siswa-siswa Terbaik
Dalam kesempatan presentasi makalah, penulis mencoba menyodorkan beberapa soalan sulit dalam sesi tanya jawab. Penulis menggeleng-menggeleng kepala atas penguasaan materi dan kemampuan mereka menyampaikan gagasan dalam presentasi. Sungguh mengaggumkan, mereka menguasai betul materi yang disodorkan panitia.
Ada beberapa siswa yang bahkan telah menguasai materi-materi ekonomi yang diajarkan pada level megister (S-2). Bahkan tidak semua mahasiswa S-2 mampu menjawab apa yang ditanyakan dewan juri pada anak-anak ini. Penulis bergumam dihati, inilah anak-anak terbaik yang mungkin akan menjadi penentu arah ekonomi bangsa ini ke depan.
Ketika berbicara dengan Dr. David Kaluge, salah satu juri OSN dari Universitas Brawijaya bahwa memang anak-anak kita kedepan mau tidak mau harus berhadapan dengan kompetisi. Dan dalam kompetisi kecepatan, ketepatan dalam berfikir adalah hal penting yang harus dikuasi anak-anak kita.
Sebagai penutup penulis ingin katakana, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama dalam meningkatkan kapasitas anak-anak kita ke depan. Kita harus mulai serius memperhatikan bagaimana mereka dapat memenangkan kompetisi pada level nasional. Pemerintah daerah dan sekolah perlu meningkatkan berbagai struktur dan infrastruktur penunjang untuk peningkatan kapasitas tersebut. Demi masa depan mereka yang lebih baik dan demi membawa keharuman nama daerah ini yang terlanjur masyhur dengan IPM rendahnya.




No comments:

Post a Comment

EKSPOS RENCANA PENYUSUNAN MASTER PLAN EKONOMI GARAM NTB

EKSPOS RENCANA PENYUSUNAN MASTER PLAN EKONOMI GARAM NTB DR. M FIRMANSYAH (DOSEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS) MENUNJU INDUSTRIALIS...