Keinginan Pemprov NTB menutupi kerugian maskapai penerbangan
milik Australia, Jet-Star yang hilir mudik Perth-Lombok mendapat tanggapan beragam.
Beberapa fraksi DPRD menganggap upaya Pemrov dengan skema market fund tersebut kurang tepat. Karena masih banyak kebutuhan
lain yang perlu di kedepankan.
Jet-Star dilaporkan mengalami kerugian, karena rute
BIL-Perth tidak mampu menyerap penumpang sebagaimana diharapkan perusahaan.
Penumpang Perth menuju BIL cukup memadai, namun tidak sebaliknya.
Apa yang dilakukan Pemrov NTB perlu dicermati hati-hati.
Saya percaya ikhtiar Pemprov adalah demi menggerakan ekonomi NTB dan atas dasar
kekhawatiran akan anjloknya kunjungan wisata setelah ditinggalkan Jet-Star.
Sesuatu yang telah dijalankan (dikerjasamakan) ini, bukan sesuatu yang mudah
untuk dibangun kembali. Membangun kembali rute yang sama di masa yang akan
datang saya kira butuh proses panjang.
Sebagai wakil rakyat, DPRD juga berkepentingan untuk
mengetahui detail setiap penggunaan anggaran negara. Apakah penggunaannya
efektif meningkatkan perekonomian daerah, karena banyak pembiayaan lain yang
lebih penting dari sekedar menutupi kerugian Jet-Star.
Komplementer
Versus Subtitusi
Ketika diputuskan menggelontorkan anggaran (investasi)
untuk kepentingan pemodal atau pengusaha yang nota bene orang kaya, ada
beberapa pihak yang berpikiran tidakah lebih penting uang itu digunakan untuk
mengentaskan kemiskinan, atau sebagai modal usaha kecil dan hal-hal lain yang
lebih mendesak di daerah.
Saya ingin katakan, setiap program pembangunan tidak
harus bersifat substitusi (menggantikan) namun harusnya bersifat komplementer
(saling melengkapi). Investasi pemerintah terhadap satu sektor tidak boleh
dieliminir oleh sektor lain yang mungkin dianggap lebih dibutuhkan rakyat pada
satu sisi.
Artinya program meng-derive
ekonomi daerah tidak boleh digantikan oleh program pengentasan kemiskinan. Dua
duanya harus berjalan, program pengentasan kemiskinan harus tetap berjalan dan
ada anggaran tersendiri, yang tidak harus terpengaruh oleh anggaran untuk
investasi bidang lain.
Dalam era perdagangan bebas sekarang ini kita perlu dorong
pemerintah untuk berani melakukan investasi yang berpeluang memberi keuntungan
bagi daerah. Walaupun tidak mudah, karena adakalanya inovasi tidak sesuai
dengan prosedur dan tidak sesuai prosedur akan dihadapkan dengan proses hukum,
minimal berhadapan dengan BPK dengan ancaman disclaimer.
Bicara keuntungan ke depan, maka tidak saja keuntungan
secara langsung berupa aliran profit yang masuk ke pemerintah namun juga manfaat
tidak langsung seperti peningkatan nilai tambah, perluasan kesempatan kerja dan
lain-lain. Pemerintah memang perlu jeli mengidentifikasi mana anggaran yang
habis pakai dan mana yang diharapkan pengembaliannya (investasi).
Market Fund
Jet-Star
Menurut saya Pemprov NTB perlu diberi kesempatan untuk
menyertakan modal berupa market fund
pada Jet-Star, tentu dengan evaluasi terukur. Setidaknya untuk satu atau dua
tahun ini. Dengan uang itu, anggap-lah sebagai biaya promosi NTB di maskapai
Jet-Star.
Disamping itu, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang
sebentar lagi kita hadapi mudah-mudahan mempermudah mobilitas pelaku ekonomi
antar daerah maupun kawasan dengan masih bertahannya Jet-Star. Pelaku bisnis
akan dibantu dengan masih eksisnya jalur tersebut dalam rangka perluasan skala
bisnis.
Sehingga dalam waktu dekat ini pemerintah daerah perlu serius
mendalami entitas bisnis yang bisa dilakoni NTB. Tidak saja dengan daerah lain
juga negara lain. Perlu kajian mendalam untuk memahaminya, apa yang NTB bisa share, penetrasi bisnis seperti apa yang
NTB bisa lakukan.
Ketika rombongan NTB yang terbang ke Perth hanya sekedar bernegosiasi
dengan Jet-Star beberapa waktu lalu, sangat saya sayangkan. Harusnya ada agenda
lain yang memboncengi kunjungan itu, misalanya membangun komunikasi dengan
KADIN setempat, sharing dengan pemerintah daerah di sana untuk menjajaki
peluang-peluang kerja sama yang bisa dilakukan NTB dengan Australia dan
seterusnya.
Harus ada upaya dari kita untuk menjadikan hilir mudik
BIL-Perth menjadi lebih semarak. Tidak bisa hanya pasif dan menunggu. Hilir
mudik akan muncul karena adanya tujuan. Orang NTB ada tujuan terbang ke Perth
begitupun sebaliknya. Tujuan itu bisa tujuan bisnis, kerjasama budaya, riset,
pariwisata dan seterusnya.
Oleh karena itu, saya kira sementara ini perlu kita
pertahankan Jet-Star untuk mengudara di NTB. Namun, tidak permanen. Ketika
memang dirasa dalam jangka menengah tidak ada dampaknya bagi pergerakan ekonomi
kita, maka dihentikan saja.(Sumber: SuaraNTB)
No comments:
Post a Comment