Saturday, 11 October 2014

Injeksi Dana Pada Jet-Star

Keinginan Pemprov NTB menutupi kerugian maskapai penerbangan milik Australia, Jet-Star yang hilir mudik Perth-Lombok mendapat tanggapan beragam. Beberapa fraksi DPRD menganggap upaya Pemrov dengan skema market fund tersebut kurang tepat. Karena masih banyak kebutuhan lain yang perlu di kedepankan.
Jet-Star dilaporkan mengalami kerugian, karena rute BIL-Perth tidak mampu menyerap penumpang sebagaimana diharapkan perusahaan. Penumpang Perth menuju BIL cukup memadai, namun tidak sebaliknya.

Apa yang dilakukan Pemrov NTB perlu dicermati hati-hati. Saya percaya ikhtiar Pemprov adalah demi menggerakan ekonomi NTB dan atas dasar kekhawatiran akan anjloknya kunjungan wisata setelah ditinggalkan Jet-Star. Sesuatu yang telah dijalankan (dikerjasamakan) ini, bukan sesuatu yang mudah untuk dibangun kembali. Membangun kembali rute yang sama di masa yang akan datang saya kira butuh proses panjang.
Sebagai wakil rakyat, DPRD juga berkepentingan untuk mengetahui detail setiap penggunaan anggaran negara. Apakah penggunaannya efektif meningkatkan perekonomian daerah, karena banyak pembiayaan lain yang lebih penting dari sekedar menutupi kerugian Jet-Star.

Komplementer Versus Subtitusi
Ketika diputuskan menggelontorkan anggaran (investasi) untuk kepentingan pemodal atau pengusaha yang nota bene orang kaya, ada beberapa pihak yang berpikiran tidakah lebih penting uang itu digunakan untuk mengentaskan kemiskinan, atau sebagai modal usaha kecil dan hal-hal lain yang lebih mendesak di daerah.
Saya ingin katakan, setiap program pembangunan tidak harus bersifat substitusi (menggantikan) namun harusnya bersifat komplementer (saling melengkapi). Investasi pemerintah terhadap satu sektor tidak boleh dieliminir oleh sektor lain yang mungkin dianggap lebih dibutuhkan rakyat pada satu sisi.
Artinya program meng-derive ekonomi daerah tidak boleh digantikan oleh program pengentasan kemiskinan. Dua duanya harus berjalan, program pengentasan kemiskinan harus tetap berjalan dan ada anggaran tersendiri, yang tidak harus terpengaruh oleh anggaran untuk investasi bidang lain.
Dalam era perdagangan bebas sekarang ini kita perlu dorong pemerintah untuk berani melakukan investasi yang berpeluang memberi keuntungan bagi daerah. Walaupun tidak mudah, karena adakalanya inovasi tidak sesuai dengan prosedur dan tidak sesuai prosedur akan dihadapkan dengan proses hukum, minimal berhadapan dengan BPK dengan ancaman disclaimer.
Bicara keuntungan ke depan, maka tidak saja keuntungan secara langsung berupa aliran profit yang masuk ke pemerintah namun juga manfaat tidak langsung seperti peningkatan nilai tambah, perluasan kesempatan kerja dan lain-lain. Pemerintah memang perlu jeli mengidentifikasi mana anggaran yang habis pakai dan mana yang diharapkan pengembaliannya (investasi).   

Market Fund Jet-Star
Menurut saya Pemprov NTB perlu diberi kesempatan untuk menyertakan modal berupa market fund pada Jet-Star, tentu dengan evaluasi terukur. Setidaknya untuk satu atau dua tahun ini. Dengan uang itu, anggap-lah sebagai biaya promosi NTB di maskapai Jet-Star.
Disamping itu, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sebentar lagi kita hadapi mudah-mudahan mempermudah mobilitas pelaku ekonomi antar daerah maupun kawasan dengan masih bertahannya Jet-Star. Pelaku bisnis akan dibantu dengan masih eksisnya jalur tersebut dalam rangka perluasan skala bisnis.
Sehingga dalam waktu dekat ini pemerintah daerah perlu serius mendalami entitas bisnis yang bisa dilakoni NTB. Tidak saja dengan daerah lain juga negara lain. Perlu kajian mendalam untuk memahaminya, apa yang NTB bisa share, penetrasi bisnis seperti apa yang NTB bisa lakukan.
Ketika rombongan NTB yang terbang ke Perth hanya sekedar bernegosiasi dengan Jet-Star beberapa waktu lalu, sangat saya sayangkan. Harusnya ada agenda lain yang memboncengi kunjungan itu, misalanya membangun komunikasi dengan KADIN setempat, sharing dengan pemerintah daerah di sana untuk menjajaki peluang-peluang kerja sama yang bisa dilakukan NTB dengan Australia dan seterusnya.
Harus ada upaya dari kita untuk menjadikan hilir mudik BIL-Perth menjadi lebih semarak. Tidak bisa hanya pasif dan menunggu. Hilir mudik akan muncul karena adanya tujuan. Orang NTB ada tujuan terbang ke Perth begitupun sebaliknya. Tujuan itu bisa tujuan bisnis, kerjasama budaya, riset, pariwisata dan seterusnya.

Oleh karena itu, saya kira sementara ini perlu kita pertahankan Jet-Star untuk mengudara di NTB. Namun, tidak permanen. Ketika memang dirasa dalam jangka menengah tidak ada dampaknya bagi pergerakan ekonomi kita, maka dihentikan saja.(Sumber: SuaraNTB)

No comments:

Post a Comment

EKSPOS RENCANA PENYUSUNAN MASTER PLAN EKONOMI GARAM NTB

EKSPOS RENCANA PENYUSUNAN MASTER PLAN EKONOMI GARAM NTB DR. M FIRMANSYAH (DOSEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS) MENUNJU INDUSTRIALIS...